Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Abaikan

sekarang, dimata saya, coffee shop lebih sebagai living room bagi pengunjungnya. Tidak lagi sajiannya namun tempat kasual yang dipergunakan hanya bersantai melepas lelah. Di sini (oupss.. yap, saya di sini, di sekotak coffee shop, memandang lalu lalang kendaraan jalan utama)di meja sekitar saya ada pria yang sibuk dengan gadget-gadget nya. Ada sales asuransi di pojok ruangan yang sedang menebar gambaran masa depan manis kepada dua pria yang duduk berbagi meja dengannya. Ada 3 laki-laki berkelakar dengan meja penuh makanan dan minuman dengan saling mempertunjukan kehebatan materi masing-masing. Ada ibu-ibu dan bapak-bapak dengan pakaian rapi, yang entah sedang berselingkuh atau hanya kurang kerjaan, yang baru saja melewati saya menuju mobilnya dengan garis celana dalam terlihat jelas dari celana formilnya yang ketat. Ada 2 perempuan remaja terlihat ragu-ragu menuju coffee shop,hmm.. bagaimana saya menggambarkannya, mungkin sepertI KIMCIL (berdasarkan pemahaman yang saya tangkap dari pen

Rough Traffic

Seakan anak kecil bercongkor di antar "kesadaran" dan jalan menuju gendang telingaku. Melengkingkan bahasa yang tak terbaca angan, tak terbaca khalayak, hanya dalam khayal ak mampu untuk mengerti. Ketika ku turunkan titah meredupakan seluruh ketegangan dalam batas kesadaran. Smua dimensi dan dalam berbagai peran melesat, secepat peluh yang tertiup hawa dingin untuk menguap, tanpa tau kemananya . Bertabrakan, menerobos, bertukar tempat, bercampur tanpa kaidah.merusak setiap partisi memori. Betambah terus,entah kualitas,entah kuantitas, sampai lengkingan tanpa dunia tertelan oleh mereka. Hanya ada pilihan, mengambang di ketulian yang hening, atau pecah dalam realita