Seakan anak kecil bercongkor di antar "kesadaran" dan jalan menuju gendang telingaku.
Melengkingkan bahasa yang tak terbaca angan, tak terbaca khalayak, hanya dalam khayal ak mampu untuk mengerti.
Ketika ku turunkan titah meredupakan seluruh ketegangan dalam batas kesadaran.
Smua dimensi dan dalam berbagai peran melesat, secepat peluh yang tertiup hawa dingin untuk menguap, tanpa tau kemananya .
Bertabrakan, menerobos, bertukar tempat, bercampur tanpa kaidah.merusak setiap partisi memori.
Betambah terus,entah kualitas,entah kuantitas, sampai lengkingan tanpa dunia tertelan oleh mereka.
Hanya ada pilihan, mengambang di ketulian yang hening, atau pecah dalam realita
Melengkingkan bahasa yang tak terbaca angan, tak terbaca khalayak, hanya dalam khayal ak mampu untuk mengerti.
Ketika ku turunkan titah meredupakan seluruh ketegangan dalam batas kesadaran.
Smua dimensi dan dalam berbagai peran melesat, secepat peluh yang tertiup hawa dingin untuk menguap, tanpa tau kemananya .
Bertabrakan, menerobos, bertukar tempat, bercampur tanpa kaidah.merusak setiap partisi memori.
Betambah terus,entah kualitas,entah kuantitas, sampai lengkingan tanpa dunia tertelan oleh mereka.
Hanya ada pilihan, mengambang di ketulian yang hening, atau pecah dalam realita
dilema ya??
BalasHapusapa sih istilah dari kesepian di tempat yang ramai??aku lupaa....
pusing, njelimet,.
BalasHapusapa ya ril namanya..
ramainya itu beberapa lapisan dimensi di bawah kesadaran menuju tidurku. hehe
paradoks!!!!!!
BalasHapusyang komentarku pertama itu salah nulis..keramaian dalam kesepian..hehhehe