Kamu tau membuatku merasakan kenyamanan melebihi kenyamanan kesendirianku di dalam rumahku.
Gelak tubuh tingkahmu membuatku sanggup mengucap kalau kau membuat kuyu lututku.
Aku lihat air mukamu yang bahagia ketika aku bahagia.
Kudengar suara gemetarmu ketika kau berbicara dengan ak dalam keadaan aku sakit.
Kurasakan keinginanmu merangkulku ketika ku dalam peluh.
Kau selalu ada dan selalu berusaha ada bahkan meninggalkan yang menjadi kebutuhanmu ketika ak menangis.
Kau melakukan itu dengan tulus, ku tau itu.
Memang kau tulus untuk semua orang.
Sedih aku melihat kenyataan hidupmu kau berikan untuk melihat orang di sekitarmu bahagia.
Walau Aku tau setiap orang memiliki cara untuk berbahagianya masing-masing.
Di balik keriangan, kebaikan, keramahan, kesenanganmu bercanda gurau kau menutup rapat beban hidupmu.
Kau kuat,kuat bukan berarti mampu menahan beban yang kau terima yang juga sangat subjektif dengan apa yang disebut kuat.
Tapi kamu memang kuat dengan beban-beban yg kau panggul di luar dari batas kebiasaan yang kau terima.
Hari ini, baru hari ini ak bisa melihat kamu benar2 tersenyum jujur dengan muka termaram yang mengatakan,"aku bahagia".
Aku puas melihat raut itu. Raut yang jarang aku temukan darimu tapi kau selalu bisa membuatku seperti itu.
Kau mengajakku ke duniamu, ke dalam dunia yang selalu aku kagumi namun tak pernah kulihat keindahannya dan ak tak pernah berada di dunia itu.
Hari ini, kau membuat hatiku yang kacau, kembali merasa hangat, terhanyut dalam setiap permainan gitarmu.
Kau tau apa yang bisa membuatku tenang, apa yang membuatku kagum.
Setiap kita pulang bersama ditemani bulan, kau selalu membawaku melewati dimensi emosi.
Di saat kita melewati tempat itu, jantungku benar terasa tersedak, mengilangkan semua bebanku..walau beberapa detik..tapi aku bahagia..bahagia karena berada di tempat itu dan saat itu.
Bahagia karena aku memiliki kau yang sangat mengerti dan selalu mau menghadirkan yang terbaik untukku..
Saat kau berceloteh tentang pasangan sesama jenis aku hanya terdian, tersenyum dan mengiyakan celotehmu satu kali.
Aku hanya bisa bercerita dan jujur pada diri senidiri bahwa aku menyanggah pernyataan celotehanmu itu.
Aku mencintaimu.
Tapi kau sahabt terbaiku, dan kau memiliki emosi yang sama dengan ku, kau memiliki bentuk tubuh yang sama denganku, kau memiliki keresahan yang sama denganku setiap periodik, kau memiliki sensitifitas yang sama denganku.
Aku tau ketika kuucap ku mencintaimu, aku akan kehilanganmu selamanya sahabat terbaikku.
Biar ini menjadi keindahan untuk diriku sendiri.
Gelak tubuh tingkahmu membuatku sanggup mengucap kalau kau membuat kuyu lututku.
Aku lihat air mukamu yang bahagia ketika aku bahagia.
Kudengar suara gemetarmu ketika kau berbicara dengan ak dalam keadaan aku sakit.
Kurasakan keinginanmu merangkulku ketika ku dalam peluh.
Kau selalu ada dan selalu berusaha ada bahkan meninggalkan yang menjadi kebutuhanmu ketika ak menangis.
Kau melakukan itu dengan tulus, ku tau itu.
Memang kau tulus untuk semua orang.
Sedih aku melihat kenyataan hidupmu kau berikan untuk melihat orang di sekitarmu bahagia.
Walau Aku tau setiap orang memiliki cara untuk berbahagianya masing-masing.
Di balik keriangan, kebaikan, keramahan, kesenanganmu bercanda gurau kau menutup rapat beban hidupmu.
Kau kuat,kuat bukan berarti mampu menahan beban yang kau terima yang juga sangat subjektif dengan apa yang disebut kuat.
Tapi kamu memang kuat dengan beban-beban yg kau panggul di luar dari batas kebiasaan yang kau terima.
Hari ini, baru hari ini ak bisa melihat kamu benar2 tersenyum jujur dengan muka termaram yang mengatakan,"aku bahagia".
Aku puas melihat raut itu. Raut yang jarang aku temukan darimu tapi kau selalu bisa membuatku seperti itu.
Kau mengajakku ke duniamu, ke dalam dunia yang selalu aku kagumi namun tak pernah kulihat keindahannya dan ak tak pernah berada di dunia itu.
Hari ini, kau membuat hatiku yang kacau, kembali merasa hangat, terhanyut dalam setiap permainan gitarmu.
Kau tau apa yang bisa membuatku tenang, apa yang membuatku kagum.
Setiap kita pulang bersama ditemani bulan, kau selalu membawaku melewati dimensi emosi.
Di saat kita melewati tempat itu, jantungku benar terasa tersedak, mengilangkan semua bebanku..walau beberapa detik..tapi aku bahagia..bahagia karena berada di tempat itu dan saat itu.
Bahagia karena aku memiliki kau yang sangat mengerti dan selalu mau menghadirkan yang terbaik untukku..
Saat kau berceloteh tentang pasangan sesama jenis aku hanya terdian, tersenyum dan mengiyakan celotehmu satu kali.
Aku hanya bisa bercerita dan jujur pada diri senidiri bahwa aku menyanggah pernyataan celotehanmu itu.
Aku mencintaimu.
Tapi kau sahabt terbaiku, dan kau memiliki emosi yang sama dengan ku, kau memiliki bentuk tubuh yang sama denganku, kau memiliki keresahan yang sama denganku setiap periodik, kau memiliki sensitifitas yang sama denganku.
Aku tau ketika kuucap ku mencintaimu, aku akan kehilanganmu selamanya sahabat terbaikku.
Biar ini menjadi keindahan untuk diriku sendiri.
Siapakah "dy"? Hehe..
BalasHapusI think I know who the one is..hehee..
BalasHapusTulisan2 kamu bagus2,fan..
Buat novel ajaa..hahaa..
Semangat,sayaaaang..
:*
ini syapa yaaa...hehe..
BalasHapuswew....kisah lesbian y lin? hehe
BalasHapusnebak aj sih...abis ada kata keresahan d tiap periodik yg sama ;p
bagus...terus diasah, rajin2 baca koran heheh dsana byk kosakata yg unik dn jarang dpakai org..
hidup menulis! hehe
mampir jg lah k blog ane lin hihihih
makasi ya komen2nya.,
BalasHapusmakasi kak uti sarannya.,
iya nanti aku liat2 ya kak.,hehe.,
oliiin,, maap kalo puisi bertema ini bukan spesialis gue,,hehhe. jadi gue ga bisa ngasih saran atau kritik,, tapi overall bagus kok
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusGREAT...!! as it, its true
BalasHapus