Langsung ke konten utama

KURCACI NAKAL

Dapat kamu bayangkan,
Ketika kamu merasa......
Ada dua atau lebih kurcaci sedang ada di otakmu.
Memaksakan idiom masing-masing ke dalam otak kamu..
Dan otak yg berkekuatan dan berdiri untuk diri kita sendiri berjuang mendesak semua kurcaci,menentang mreka berjuang untuk merdeka atas daerah kekuasaan si otak..

Si kuracaci pertama terus mengungkit masa lalu mengiyang-iyangkan pesakitan terdahulu.
Kurcaci menyeruak pesakitan terdahulu lainnya..kurcaci2 selanjutnya semakin banyak bermunculan, mengingatkan pesakitan lainnya..dan sekelompok kurcaci bekerjasama menyambung2kan semua pesakitan tersebut..mengocok si otak berusaha menyadarkan si otak dan yang memiliki otak tersebut.

Merangkai semua histori menimbulkan kebencian dan kedengkian yang sudah entah dibuang kemana yang sebenarnya belum benar-benar hilang tapi hanya "dibuang", dibuang yang sebenarnya masih bisa diambil dan di gunakan ("dirasakan") bukan hilang ("dilenyapkan").

Tungguuu...Apa sebenarnya si pemilik otak ini bodoh atau apa..kurcaci2 ini berusaha membangunkannya dan menyadarkannya dari kenyataan..tapi apa?
DIA malahan berusaha memeranginya menampik semua yg diingatkan para kurcaci.
Hanya mau di awang2 berpura-pura bodoh berpura-pura tidak pernah sakit, tidak pernah dibodohi, dan tidak pernah mau di bodohi..
Tetapi sampai skrg memang tetap mau dibodohi.
Tetap mempunyai pengharapan atas yg entah ini omong kosong atau bukan..
Tidak mau menyadari kalau2 sering di posisi penuh pengaharapan baru namun selalu di rusak.
Berpura-pura percaya akan pengharapan yang sampai sekarang di jalani, menutupi ketakutan bahwa setiap pengharapan lalu yg selalu dilalui selalu pula di hancurkan..
Okayy..Berarti DIA adalah seorang pengecut, bodoh, tidak berani melihat kehidupan nyata dan mengambil keputusan tegas untuk pilihan hidupnya..
Tidak lebih dari seorang "pesakitan" yang tidak mampu hidup atas dirinya sendiri..
TAPI.
Tidak seorangpun yang mengetahui bahwa DIA seorang pesakitan pengecut.
Yang org lain tau DIA itu penuh dengan hal2 sebaliknya, sangat keterbalikan dari seorang pengecut.
Karena DIA tidak tau juga berdasarkan apa dan untuk demi apa DIA menjalani hidupnya sebagai pengecut.

Komentar

  1. biarkan kurcaci itu bekerja, namun hanya beberapa..
    hanya untuk sedikit mengingat, bahwa ada yg harus diperbaiki dari sebelumnya.., untuk harapan harapan yg belum dirusak dan terusik...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAMUNAN MAHASISWI PEMALAS

Menerjang angin pasir.. Memaksa mata ini tak terantuk.. Merasakan lembab desiran angin yang terus menerpa.. Mencium bau yang begitu khas..disuguhkan dengan secangkir hangat kopi autentik..sejauh mata nemandang hanya gulungan partiker kecil melayang..coklat, bertimbunan membentuk gubah..terbingkai helai perhelai kain indah. Tempat seperti itu,suasana seperti itu yang mampu membawaku meninggalkan anganku..begitu besar keinginku itu..dengan mata terperangah di antara banyaknya kepala, dengan banyak batas putih mengelilingi batas untuk kepala2 ini..dengan angin dingin, tanpa bau yang nenyenangkan dan tanpa ada bingkai2 indah. Ak bisa merasakan itu, menikmati kenyamanan yang membawa anganku pergi melompati keinginanku di tempat itu..

Dimensi Kesadaran Manusia dan Waktu

Dimensi kesadaran manusia dan waktu Sebelum menyinggung dimensi kesadaran manusia, mari kita samakan persepsi makna dari WAKTU. Dimana memang tidak ada yang benar-benar mampu menelurusi, memahami dan memaparkan WAKTU. Waktu bagi saya adalah suatu linimasa yang terus dijejaki , berpacu maju dan hanya mampu di tapak tilas dalam batas awam. Dimensi kesadaran manusia memiliki lapisan yang tak dapat dihitung. Seberapa banyak lapisan dimensi yang dapat dirasakan tergantung dari setiap individunya. Namun pilot armada yang menerobos lapisan-lapisan dimensi kesaadaran dalam jagad raya diri saya tidak dapat saya identifikasi. Tidak saya kenali, pahami, apalgi untuk saya control. Saat di tengah riuh gurauan, rasanya tiba-tiba ada sebuah pesawat yang lepas landas dari Lapisan terdalam, melesat cepat menyembul diantara awan kesadaran lapisan teratas, masa realita. Seperti terbangun dari masa lalu dan berusaha mengenali keadaan sekitar. Berlalu beberapa detik kemudian melebur bersama pantulan-pantul

Abaikan

sekarang, dimata saya, coffee shop lebih sebagai living room bagi pengunjungnya. Tidak lagi sajiannya namun tempat kasual yang dipergunakan hanya bersantai melepas lelah. Di sini (oupss.. yap, saya di sini, di sekotak coffee shop, memandang lalu lalang kendaraan jalan utama)di meja sekitar saya ada pria yang sibuk dengan gadget-gadget nya. Ada sales asuransi di pojok ruangan yang sedang menebar gambaran masa depan manis kepada dua pria yang duduk berbagi meja dengannya. Ada 3 laki-laki berkelakar dengan meja penuh makanan dan minuman dengan saling mempertunjukan kehebatan materi masing-masing. Ada ibu-ibu dan bapak-bapak dengan pakaian rapi, yang entah sedang berselingkuh atau hanya kurang kerjaan, yang baru saja melewati saya menuju mobilnya dengan garis celana dalam terlihat jelas dari celana formilnya yang ketat. Ada 2 perempuan remaja terlihat ragu-ragu menuju coffee shop,hmm.. bagaimana saya menggambarkannya, mungkin sepertI KIMCIL (berdasarkan pemahaman yang saya tangkap dari pen